LOGO LABKESDA
Beranda > Artikel > Malaria Rdt
Artikel

MALARIA RDT

Posting oleh labkesdalobar - 23 Agu 2022 - Dilihat 497 kali

Malaria RDT (Rapid Diagnostic Test) untuk alternatif pemeriksaan bila tidak ada tenaga terampil mikroskopik dan puskesmas rawat inap namun ada kasus malaria diluar jam dinas, daerah KLB malaria untuk diagnosis cepat, daerah pengungsian bencana alam xengan endemik malaria, untuk survei epidemiologi, kurangnya sarana pendukung laboratorium seperti mikroskop, slide, giemsa. Boleh gunakan RDT. Mikroskopik malaria masih merupakan gold standar untuk diagnosis malaria.

Caranya:

Cukup 2-5 mikroliter darah ditambah dengan buffer pada cassette uji, akan dihasilkan garis merah tanda positif dalam waktu 10-30 menit pembacaan.

Kelebihan RDT:

Cepat, dalam <30 menit selesai, deteksi dini, kasus kedaruratan, tidak perlu tenaga khusus terlatih. Sensitifitas mencapai >90%. (Artinya 10% masih memberikan reaksi negatif pada orang sakit, sebab bila kepadatan parasit rendah maka tidak terdeteksi)

Kekurangan:

Akan tetap positif hingga 7-14 hari setelah pengobatan. Spesifisitas mencapai >90%. (Artinya 10% masih meleset memberikan hasil positif pada orang sehat/sembuh)

Deteksi:

Histidine Rich Protein-2 (HRP-2) oleh tropozoit dan gametosit falciparum.

Pan lactate dehydrogenase (pLDH) pada malaria selain falciparum

Pan Aldolase dihasilkan 4 spesies.

Perbandingan sensitifitas dan spesifisitas terhadap gold standard:

100 pasien malaria klinis, diperiksa dengan 100 slide mikroskopik dinyatakan positif, sedangkan RDT menunjukkan hanya 90 uji positif dan 10 uji negatif. Artinya sensitifitas 90%.

100 pasien malaria klinis yang sembuh, diperiksa dengan 100 slide mikroskopik dinyatakan negatif, sedangkan RDT menunjukkan 90% negatif dan 10% hasil positif. Artinya spesifisitas 90%.

Kesimpulan:

Keterampilan mikroskopik ATLM merupakan hal penting dalam diagnosis malaria secara mikroskopik, dengan RDT diperlukan keahlian interpretasi hasil ATLM membaca garis uji.

 

#malaria

#RDT